Tarian Mappasiame Wanua diiringi Video Mapping Meriahkan Pembukaan Gau Maraja La Patau Matanna Tikka Soppeng 2023 -->

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

#

Iklan Halaman Posting

Tarian Mappasiame Wanua diiringi Video Mapping Meriahkan Pembukaan Gau Maraja La Patau Matanna Tikka Soppeng 2023



NARASI.ID, SOPPENG - Festival Budaya Gau Maraja La Patau Matanna Tikka Soppeng 2023 yang akan diselenggarakan hingga Selasa, 18 Juli 2023 resmi dibuka dengan meriah di Lapangan Gasis Watansoppeng, Sabtu malam 15 Juli 2023.

Acara pembukaan ditandai dengan penampilan spektakuler video mapping serta rangkaian acara seperti Tari Klosal dan Mappatettong Bola (mendirikan rumah) yang diselenggarakan di Lapangan Gasis dan Anjungan I Mangkawani Soppeng. 

Acara dilanjutkan dengan pertunjukan tarian kolosal “Mappasiame Wanua” yang dikolaborasikan dengan video mapping. Tarian ini menggambarkan ritual “Mappatettong Bola” (mendirikan rumah) sebagai simbol gotong royong dan kebersamaan dalam melaksanakan sesuatu, termasuk dalam merajut hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan kepercayaan.

Dalam laporannya, Ketua Panitia, Andi Sumangerukka menyampaikan, Festival Gau Maraja La Patau Matanna Tikka Soppeng 2023 akan berlangsung selama 4 hari, dimulai pada malam ini tanggal 15 hingga 18 Juli 2023.

Ia menjelaskan bahwa Gau Maraja La Patau Matanna Tikka merupakan hasil kolaborasi kerjasama antara Perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka (PERWIRA LPMT), Pemerintah Kabupaten Soppeng, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Sulselbar, dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin.

Rangkaian acara menarik dalam pagelaran Gau Maraja La Patau Matanna Tikka Soppeng 2023 ini terdiri dari Seminar Internasional, pameran benda pusaka, pertunjukan budaya permainan rakyat, mapping film budaya, pertunjukan seni budaya dan siarah atau kunjungan ke objek budaya.

“Anda juga dapat menikmati kegiatan lain seperti Jelajah Budaya, Pameran UMKM makanan tradisional, pameran benda pusaka, kirab budaya, pertunjukan permainan seni tradisional, festival seni budaya, pertemuan Wija Raja Lapatau Matanna Tikka, siarah budaya, pertemuan pakar budaya termasuk pencanangan geopark walennae Kabupaten Soppeng, dan video mapping Soppeng,” jelas Andi Sumangerukka. Sementara, Bupati Soppeng, A. Kaswadi Razak, SE, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh undangan dan peserta seminar internasional yang telah hadir serta seluruh kepanitiaan yang bertugas.

Festival Budaya yang dilaksanakan di Soppeng untuk pertama kalinya ini berlangsung dengan megah. Bupati Soppeng berharap acara selanjutnya dapat menjadi lebih megah lagi. “La Patau adalah sosok pemimpin yang jujur dan tegas, beliau adalah penganut Islam yang taat. Dirinya berharap wija atau anak cucu La Patau dapat meneladani sosok kharismatiknya,” ujar Kaswadi Razak.

Selain itu, dalam acara festival ini, Rumah Tradisional dari Desa Soga dihiasi dengan mappatala Beppa 7 rupa (kue tujuh rupa) yang langsung dinikmati oleh Bupati Soppeng beserta tamu dari Kementerian Pendidikan Nasional dan Balai Pelestarian Budaya Wilayah XIX serta undangan lainnya. Turut hadir dalam acara ini Direktur Perfilman Musik dan Media Kementerian Pendidikan Kebudayaan Ristek, Anggota DPR RI, Anggota DPRD Provinsi Sulsel. Kepala Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulsel, unsur Forkopimda Kabupaten Soppeng, Ketua DPRD Kabupaten Soppeng, Kepala SKPD se Kabupaten Soppeng, para Raja se-Nusantara, dan tamu undangan lainnya.

Untuk diketahui, Selain sebagai Raja, La Patau juga tampil sebagai sosok yang menguatkan praktik syariat Islam yang ketat di Sulawesi Selatan dan beliau juga yang memiliki pemeran utama terbaik yang menjadi simpul dalam gerakan sompunglolo-Sempugi atau penyatuan genealogis antar bangsawan Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan pada abad ke-18. Nyaris semua tokoh atau elite di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat sekarang ini adalah keturunan (wija) dari La Patau.

Dalam upaya untuk menghimpun potensi para wija (keturunan) La Patau, didirikan organisasi berbadan hukum yang berbentuk perkumpulan pada tanggal 2 Februari 2022 lalu dengan nama Perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka yang disingkat PERWIRA LPMT dan disahkan oleh pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM dengan Skep Nomor AHU-0005389.AH.01.07. Tahun 2022. Organisasi antara lain bertujuan untuk meningkatkan hubungan kekeluargaan, persaudaraan dan kebersamaan yang harmonis antar wija (keturunan) dan lingkungan masyarakat baik lokal maupun global dan mengambil peran dalam upaya pemajuan kebudayaan lokal khususnya di Sulawesi Selatan sebagai pilar kebudayaan nasional. (Nal)