NARASI.ID,SOPPENG - Tujuh hari sudah berlalu Bencana Alam Gempa dan Tsunami yang mempora-porandakan Sulawesi Tengah (Sulteng) masih meninggalkan trauma bagi warga yang terdampak.
Salah satu korban selamat, Kasmiati warga asal Cabbeng Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng, yang berdomisili di Kota Palu bercerita, awal mula terjadinya gempa dan tsunami yang menerjang Palu dan Donggala.
"Saya pada saat itu berada didalam rumah bersama keluarga ketika gempa terjadi. Begitu merasakan terjadi gempa saya dan keluarga berlarian keluar rumah mencari tempat yang kami anggap aman," ungkap Kasmiati.
Lanjut Kasmiati mengatakan, ia melihat rumah-rumah pada ambruk dan debu dimana-mana, kami tidak menyadari tanda-tanda tsunami dan tidak ada pemberitahuan dari BMKG setempat.
"Kami menyadari pada saat ketika orang berteriak tsunami mendengar itu kami memutuskan berlari mencari dataran tinggi," kata Kasmiati lagi.
Apresiasi dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kami sekeluarga ucapkan kepada Pemkab Soppeng, dalam hal ini Bupati Soppeng HA Kaswadi Razak.
"Andai tak ada Bupati Soppeng, mungkin kami sekeluarga mati kelaparan dan terombang ambing tak menentuh arah,"ungkap Kasmiati dengan wajah haru di iringi air mata kesedihan.
Sekedar diketahui sekira 500 jiwa korban selamat Gempa dan Tsunami dievakuasi Pemkab Soppeng kembali ke Kabupaten Soppeng dan sudah tiba hari ini dengan selamat.
Penulis: Syahrul
Editor: Abhy